Low-Rise: Anatomi Tren Paling Kontroversial dalam Sejarah Fashion Modern 2002

Low-Rise sebuah tren yang tidak hanya sekadar potongan pakaian, tetapi juga simbol budaya, provokasi, dan perdebatan standar kecantikan selama lebih dari dua dekade.

Low-Rise natomi Tren Paling Kontroversial dalam Sejarah Fashion Modern 2002
Low-Rise natomi Tren Paling Kontroversial dalam Sejarah Fashion Modern 2002

Kebangkitan Kembali Low-Rise: Anatomi Tren Paling Kontroversial dalam Sejarah Fashion Modern

Oleh: MELEDAK77
Pada Tanggal: 21/12/2025

Dalam siklus tren mode yang terus berputar, tidak ada yang memicu reaksi sekuat Low-Rise. Potongan pinggang rendah—baik pada celana jeans, rok, maupun celana bahan—adalah sebuah anomali desain yang berhasil mendefinisikan sebuah era, menghilang karena kritik tajam, dan kini kembali dengan kekuatan penuh di tengah gelombang nostalgia Gen Z. Dari panggung runway Alexander McQueen hingga pinggul para bintang pop milenium, low-rise adalah lebih dari sekadar jahitan; ia adalah pernyataan sikap.

1. Asal-Usul: Dari Progresif hingga Provokatif

Banyak yang mengira low-rise lahir di tahun 2000-an, namun akarnya tertanam jauh di dekade sebelumnya. Pada tahun 1993, desainer legendaris Alexander McQueen memperkenalkan koleksi bertajuk “Taxi Driver”. Dalam koleksi tersebut, ia meluncurkan celana “Bumster”, potongan celana yang sangat rendah hingga memperlihatkan bagian atas celah bokong.

McQueen tidak bermaksud untuk sekadar tampil seksi. Baginya, itu adalah tentang proporsi tubuh. Ia ingin memperpanjang siluet batang tubuh (torso) manusia. “Bagiku, bagian tubuh itu—pangkal tulang belakang—adalah bagian yang paling erotis pada siapapun, pria maupun wanita,” ujar McQueen kala itu. Inilah titik awal di mana garis pinggang pakaian mulai turun menjauhi pusar, menantang standar konservatif yang telah bertahan selama puluhan tahun.

2. Era Emas: Simbol Pop Culture Awal 2000-an

Jika McQueen memberikan dasar artistiknya, maka para bintang pop tahun 2000-an (era Y2K) adalah yang membawanya ke massa. Tahun 2000 hingga 2004 adalah masa di mana pusar menjadi pusat perhatian dunia fashion.

  • Britney Spears dan Christina Aguilera: Melalui video musik seperti “I’m a Slave 4 U”, Britney mengukuhkan celana jeans low-rise sebagai seragam wajib remaja dunia. Dipadukan dengan crop top dan tindik pusar, gaya ini menjadi simbol kebebasan dan seksualitas baru.

  • Paris Hilton: Sang “It Girl” asli ini membawa low-rise ke ranah gaya hidup mewah kasual. Dengan setelan tracksuit beludru Juicy Couture yang sengaja diturunkan hingga ke pinggul, ia menciptakan standar baru kecantikan Hollywood yang kemudian ditiru oleh jutaan orang.

  • Keira Knightley: Siapa yang bisa melupakan karpet merah film Pirates of the Caribbean tahun 2003? Keira muncul dengan jeans yang begitu rendah hingga memicu perdebatan nasional di Inggris tentang batasan kesopanan dalam fashion.

3. Estetika dan Desain: Mengapa Low-Rise Begitu Unik?

Secara teknis, celana low-rise memiliki garis pinggang yang berada di bawah tulang panggul, biasanya 2 hingga 3 inci di bawah pusar. Secara visual, desain ini memberikan efek yang sangat spesifik pada tubuh:

  1. Memperpanjang Torso: Bagi mereka yang memiliki tubuh pendek, low-rise memberikan ilusi batang tubuh yang lebih panjang.

  2. Menonjolkan Otot Perut: Tidak seperti high-waist yang menutupi perut, low-rise memaksa fokus mata pada area perut dan pinggul.

  3. Kenyamanan vs Ketidaknyamanan: Secara fisik, banyak yang merasa low-rise lebih nyaman karena tidak menekan perut saat duduk. Namun, tantangan terbesarnya adalah risiko “whale tail” (tali celana dalam yang mengintip) saat sang pemakai membungkuk atau duduk.

 

fasion 2002
fasion 2002

4. Sisi Gelap: Kritik Terhadap Citra Tubuh

Di balik kemegahan lampunya, tren low-rise di awal 2000-an meninggalkan trauma bagi banyak wanita. Era tersebut sering disebut sebagai era “Heroin Chic” dan “Size Zero”. Karena potongan celana ini sangat mengekspos bagian tengah tubuh, muncul stigma bahwa hanya mereka yang memiliki perut rata dan tubuh sangat kurus yang “berhak” memakainya.

Bagi banyak orang, low-rise adalah simbol eksklusivitas fisik. Industri fashion saat itu tidak seinklusif sekarang. Tidak ada model plus-size di sampul majalah yang mengenakan low-rise. Akibatnya, tren ini berkontribusi pada peningkatan rasa tidak percaya diri dan gangguan makan pada generasi muda saat itu. Inilah alasan utama mengapa ketika tren high-waist (celana pinggang tinggi) kembali di tahun 2010-an, banyak orang merasa lega karena merasa “terlindungi”.

5. Kebangkitan di Era 2020-an: Mengapa Sekarang?

Seperti hukum alam fashion, tren akan kembali setiap 20 tahun. Di tahun 2024 dan 2025, low-rise kembali menguasai panggung. Namun, kali ini ada perbedaan besar.

  • Faktor Gen Z: Generasi Z melihat Y2K sebagai estetika futuristik yang vintage. Mereka tidak memiliki beban trauma citra tubuh yang sama dengan generasi Millennial. Bagi mereka, low-rise adalah tentang eksperimentasi dan pemberontakan terhadap gaya minimalis yang membosankan.

  • Miu Miu Effect: Desainer Miuccia Prada melalui merek Miu Miu merilis rok mini ultra-pendek dengan pinggang sangat rendah dalam koleksi Spring/Summer 2022. Koleksi ini menjadi viral secara global dan dipakai oleh semua orang, mulai dari artis hingga influencer TikTok.

  • Inklusivitas Baru: Berbeda dengan tahun 2002, low-rise tahun 2025 dipromosikan dengan semangat keberagaman. Kini, model dengan berbagai ukuran tubuh, identitas gender, dan warna kulit mengenakan low-rise dengan percaya diri. Pesannya berubah: bukan tubuh yang harus menyesuaikan celana, tetapi celana yang harus merayakan tubuh apa adanya.

6. Cara Memakai Low-Rise di Era Modern

Jika Anda ingin mencoba tren ini sekarang, pendekatannya sedikit berbeda dengan era Britney Spears:

  • Oversized Vibe: Padukan celana jeans low-rise longgar (baggy) dengan kaos besar atau hoodie untuk kesan streetwear yang santai.

  • Layering: Gunakan bodysuit di bawah celana low-rise jika Anda tidak ingin menunjukkan terlalu banyak kulit namun tetap ingin mengikuti siluetnya.

  • Tailoring: Celana bahan (trousers) dengan potongan low-rise kini banyak digunakan untuk gaya kantor yang lebih modern dan tidak kaku.

7. Kesimpulan: Legasi yang Tak Terhapuskan

Low-rise mungkin adalah elemen fashion yang paling dibenci sekaligus paling dicintai. Ia mewakili keberanian untuk tampil beda dan menantang kenyamanan. Dari panggung Alexander McQueen yang gelap hingga keceriaan pop milenium, dan kini ke panggung inklusivitas digital, low-rise membuktikan bahwa sebuah tren tidak akan pernah benar-benar mati selama ia mampu memicu emosi.

Entah Anda menyukainya atau tidak, low-rise adalah pengingat bahwa fashion adalah sebuah percakapan yang terus berubah tentang tubuh manusia, ruang publik, dan bagaimana kita memilih untuk memperlihatkan diri kita kepada dunia.


Fakta Menarik untuk Artikel Anda:

  • The Bumster: Nama asli celana low-rise pertama McQueen.

  • Whale Tail: Istilah untuk celana dalam yang terlihat di atas jeans low-rise, yang sempat menjadi tren sendiri di tahun 2004.

  • Search Volume: Pencarian kata kunci “Low Rise Jeans” di Google meningkat 300% sejak awal 2024.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top