Kalau lo jalan-jalan ke gig punk, konser metal, atau bahkan sekadar nongkrong di coffee shop indie yang vibes-nya artsy banget, ada satu item fashion yang sering banget nyempil di kaki orang-orang: Dr Martens, atau yang lebih akrab dipanggil “Doc Mart”. Sepatu legendaris ini udah lama banget jadi ikon, bukan cuma di dunia musik tapi juga di skena fashion jalanan, high fashion, sampe dunia kerja kantoran. Aneh tapi nyata, kan? Nah, yuk kita bahas lebih dalam soal kenapa sepatu ini bisa jadi segila itu pamornya.
Awal Mula: Dari Medis ke Fashion Rebel
Kisah Dr. Martens ini unik banget. Mula-mula, sepatu ini bukan diciptain buat gaya-gayaan. Tahun 1945, seorang dokter asal Jerman bernama Dr. Klaus Maertens bikin sol sepatu yang empuk buat nyembuhin cedera di kakinya. Dia kerjasama sama temennya, Dr. Herbert Funk, dan mulai produksi kecil-kecilan pake bahan-bahan dari sisa-sisa perang. Nggak nyangka, justru ibu-ibu rumah tangga yang paling doyan sepatu ini karena nyaman banget.
Tahun 1959, si Doc ini akhirnya dijual ke luar Jerman dan ditangkap peluangnya sama pabrikan sepatu Inggris bernama R. Griggs Group. Nah, Griggs inilah yang bikin sepatu ini jadi makin ikonik. Nama “Dr. Maertens” diubah jadi Dr. Martens, terus ditambahi desain khas kayak sol kuning, bentuk siluet 1460 (sepatu bot 8 lubang), dan branding “AirWair with Bouncing Soles”.
Era 60-an – 70-an: Sepatu Tukang Jadi Lambang Perlawanan
Awalnya, Dr. Martens jadi andalan pekerja pabrik, polisi, dan tukang pos di Inggris. Tapi di akhir 60-an, muncul komunitas skinhead yang ngadopsi sepatu ini sebagai simbol identitas. Mereka suka banget karena bentuknya tangguh dan “kasar”, cocok sama gaya hidup jalanan yang keras.
Masuk ke tahun 70-an, para anak punk kayak Sid Vicious dari Sex Pistols mulai make Doc Mart sebagai bagian dari fashion statement-nya. Beda sama fashion mainstream, anak punk pake Doc Martens buat ngelawan norma dan sistem. Buat mereka, Doc Martens bukan cuma sepatu—itu senjata.
80-an – 90-an: Naik Daun ke Dunia Musik dan Pop Culture
Di era ini, Dr. Martens makin lekat sama dunia musik. Mulai dari punk, ska, hardcore, grunge, sampai alternative rock, semua punya hubungan spesial sama sepatu ini. Kurt Cobain? Pernah make. Gwen Stefani? Juga. Bahkan Madonna pun pernah tampil dengan Doc Mart.
Nggak cuma itu, serial dan film populer juga ikut ngangkat pamor sepatu ini. Coba lo tonton film-film indie atau serial remaja tahun 90-an, pasti ada aja karakter yang pake Doc Mart. Entah buat gaya yang rebel, quirky, atau edgy.
2000-an: Dari Jalanan ke Runway
Waktu masuk era 2000-an, banyak yang mikir Doc Martens udah redup. Tapi eh, malah makin naik daun! Gaya Y2K dan nostalgia fashion 90-an bikin sepatu ini balik lagi ke spotlight. Apalagi waktu rumah mode high fashion kayak Comme des Garçons, Yohji Yamamoto, sampe Vetements ngajak kolaborasi. Gaya grunge meets glam langsung jadi tren.
Dan makin ke sini, Doc Martens juga makin sering masuk ke dunia fashion cewek. Dulu identik sama maskulin, sekarang Doc Mart dipake juga buat padanan dress floral, rok plisket, bahkan kebaya pun ada yang berani mix sama sepatu ini. Fashion tanpa batas, bro!
Kenapa Dr. Martens Masih Digilai Sampai Sekarang?
1. Kualitas dan Ketangguhan
Sol khas Dr. Martens itu nggak main-main. Empuk tapi juga tahan banting. Buat lo yang demen aktivitas berat, sepatu ini bisa jadi investasi jangka panjang. Beli sekali, awet bertahun-tahun.
2. Simbol Perlawanan
Walaupun zaman udah berubah, Doc Martens tetep jadi simbol perlawanan, keunikan, dan individualitas. Lo nggak harus punk buat pake Doc Mart. Cukup jadi diri sendiri.
3. Versatile Parah
Lo bisa mix Doc Mart sama jeans sobek-sobek, chino, bahkan suit kalau lo mau tampil nyeleneh. Model 1460 klasik masih jadi andalan, tapi varian lain kayak 1461 (sepatu low-cut), Jadon (platform boots), atau kolaborasi edisi terbatas juga nggak kalah keren.
4. Gampang Dipersonalisasi
Banyak orang yang custom sepatu Doc mereka. Mulai dari gambar tangan, patch, sampai dicoret-coret. Ini bukti kalau sepatu ini bukan cuma alas kaki, tapi juga kanvas ekspresi.
Tips Pake Dr. Martens Biar Nggak Salah Gaya
-
Kalau lo baru pertama beli, siap-siap masa “break in” alias nyesuain kaki sama sepatu. Awalnya emang keras, tapi setelah itu bakal nyaman banget.
-
Untuk look klasik, padukan Doc Martens 1460 sama skinny jeans, kaos band, dan jaket kulit.
-
Buat gaya cewek yang edgy tapi girly, padukan Doc Mart sama midi dress atau rok tutu. Lo bakal keliatan manis tapi tetap kuat.
-
Kalau pengen tampil rapi tapi beda, coba Doc Martens 1461 dengan celana kain dan kemeja. Cocok juga buat ke kantor.
Cara Ngerawat Dr. Martens Biar Awet
-
Bersihin pake sikat lembut dan lap basah setelah dipake.
-
Simpan di tempat sejuk, jangan kena matahari langsung.
-
Pakai leather balm atau wax buat ngerawat kulitnya.
-
Jangan cuci pake mesin cuci. Doc Martens itu sepatu tough, tapi bukan berarti nggak bisa rusak.
Doc Martens Lokal? Ada Nggak?
Di Indonesia sendiri, udah banyak brand lokal yang terinspirasi sama model-model Doc Martens. Walau belum tentu 100% sama dari segi bahan, gaya dan siluetnya mirip-mirip, dan harganya tentu lebih bersahabat. Tapi kalau lo demen original, Doc Martens official juga udah banyak dijual di toko online dan mall besar.
Doc Martens Nggak Akan Mati Gaya
Dari sepatu medis, jadi simbol punk, terus jadi item fashion kelas atas, Doc Martens udah ngelewatin banyak fase dan tetap relevan. Sepatu ini bukan cuma buat gaya-gayaan. Dia punya sejarah, makna, dan karakter kuat yang nempel di tiap pasangannya.
Jadi, kalau lo lagi cari sepatu yang beda, kuat, dan bisa jadi statement, mungkin udah saatnya lo punya Doc Martens. Entah lo anak punk, hipster, kantoran, cewek manis, atau cowok cuek, sepatu ini siap nemenin lo kemana aja. Stay rebel, stay stylish!
